Sunday 19 November 2017

Berbaikan dengan Waktu


       Jika bagimu jarak adalah pemisah. Maka aku setuju denganmu. Karena bagaimana pun juga, jarak telah membuat kita hidup berjauhan. Namun setelah melalui beberapa waktu, aku mulai menyukai jarak-jarak yang kini memisahkan kita.  Jauh adalah satu kesyukuran yang perlu kita sadari bersama. Berkat dia, kita bisa sama-sama menahan diri, dan berjuang agar tak kalah dengan emosi.

       Kini tinggal waktu yang akan menjadi penentu. Tentang dua insan yang sama-sama saling menunggu. Menunggu kita masing-masing bersiap hingga akhirnya mencapai kata pantas. Meskipun sejujurnya aku masih jauh dari kriteria pantas. Karena kata itu bahkan terlalu sempurna untuk aku gapai.


        Sebagaimana kamu yang kini telah berdamai dengan jarak, aku pun mencoba berbaikan dengan waktu. Membiarkannya berlalu tanpa terbesit rasa untuk menunggu. Karena sesungguhnya, menunggu hanya akan membuat aku selalu mengharapkanmu. Sedangkan kehidupan kita beberapa tahun ke depan, aku tak dapat menentukannya, bukan? iya kalau memang benar kamu, tapi kalau bukan, kita harus sama-sama siap dan menerima ketentuan-Nya.

     Kita ternyata sempat salah, karena konsep menunggu bukanlah cara terbaik agar kita dapat berteman dengan waktu. Menjalani hari sambil menikmati jarak-jarak yang terbentang rupanya adalah cara alternatif agar aku dapat melupakan kata menunggu. Selalu ketika teringatmu, aku akan melakukan hal-hal produktif yang aku bisa. Semoga kamu di sana pun tak pernah lelah untuk berupaya menjadi lebih baik, lagi dan lagi.


Depok,
November 2017

No comments:

Post a Comment