Monday 6 November 2017

Sebuah Cara Mempertemukan

Sekelebat rasa bahagia muncul kala tatapan itu tertuju padaku. Padahal hanya sedetik saja. Satu detik yang ternyata menghasilkan ribuan harap bagiku. 

Aku sempat terkhilaf, membuat pandanganku lekat padamu yang berada jauh di depan sana. Memerhatikanmu pada setiap gerik yang kurekam dengan baik. Menantikan tatapan indahmu kembali lagi pada diriku. Meskipun kenyataannya harapku tak terdengar olehmu. 

Ada sebuah tanya yang menggelitik kalbuku kala itu, "Apakah kamu orang di masa depanku itu?"

Entah! Karena sesungguhnya Allah telah menyuratkan hal itu pada takdir kita masing-masing. Namun, aku tak memungkiri bahwa aku tetap menaruh harapan besar itu padamu. Tak ada usaha yang dapat aku lakukan kecuali memanjatkan doa pada Ilahi. Bukan namamu yang ku sebut dalam doa, tetapi aku hanya meminta yang terbaik sesuai rencana-Nya untukku dan untukmu. Kalaupun ternyata takdir kita bukan untuk bersama, aku tak apa. Karena mengikhlaskanmu adalah kewajibanku.


Allah mempertemukan kita pasti bukan tanpa alasan. Terutama bagiku, pertemuan kita adalah peringatan agar aku senantiasa memperbaiki diri. Mendekatkan diri pada Ilahi dan mempersiapkan diri apapun yang nanti akan terjadi. 

Katamu, pertemuan itu berteman baik dengan perpisahan. Cara Allah mempertemukan kita adalah dengan cara yang indah. Kalaupun nantinya akan ada perpisahan di antara kita, aku harap Allah memberikan kita cara yang indah pula.

Kini, kamu tengah mempersiapkan masa depanmu di negeri yang belum pernah aku pijak. Sementara aku masih di sini, di negeri kita yang kaya akan budaya juga cerita. Kita sama-sama mempersiapkan diri dengan cara yang kita tempuh masing-masing. Semoga Allah selalu meridhoi perjuangan hamba-hambanya yang berjalan munuju kebaikan.


Aku,
Depok, November 2017

No comments:

Post a Comment