Friday 23 December 2016

Biarkan Aku Kecewa

Malam ini ada perasaan yang meminta untuk diluapkan. Bukan lagi tentang kerinduan atau suara hati yang berbunga. Namun tentang sebuah rasa yang sejak lama berusaha aku hindari. Dari apapun itu. Ternyata aku tak sekuat itu. Tak mampu terus menerus berpura-pura tak merasakannya. Tak sanggup lagi melihat kilaunya permata karena ada karung hitam yang menyelimutinya.

Kini dengan tegas, aku berani mengatakan bahwa : Aku kecewa!
Kecewa pada orang-orang yang selama ini  berusaha aku lihat sebagai permata.  Ternyata, karung hitam tetap kuasa menghilangkan kemilaunya. Permata dalam karung!

Dulu, aku selalu berusaha menutup mata dan telinga ketika karung hitam itu muncul. Mengingat ada  perkataan yang entah siapa pencetusnya: Jangan melihat orang dari keburukannya tapi lihatlah dari kebaikannya. Dulu, aku berusaha memegang teguh hal itu. Semata-mata karena aku sadar diri, aku bukanlah orang tanpa keburukan. Untuk itu, berusaha tak melihat keburukan orang lain adalah pilihanku.  Beberapa jam yang lalu, keyakinanku masih begitu. Tapi lagi-lagi, itu dulu-lampau-berlalu.



Kini? Ah, muak rasanya jika terus berpura-pura tak tahu!
Semakin ke sini, semakin muncul karung-karung hitam yang sukarela menampakkan dirinya di depan khayalak. Entah disengaja atau  tidak. Yang pasti hal itu jelas-jelas dapat terlihat oleh indera penglihatan, terdengar oleh indera pendengaran, bahkan terasakan oleh sebuah organ yang menjadi penentu baik-buruknya manusia: hati. 

Tiada maksud mencari keburukan orang lain. Tapi, dia yang menampakkan diri dengan sendirinya dan aku melihatnya, mendengarnya serta merasakannya.

Aku tahu, semua orang memiliki tempat dan kepentingan masing-masing. Namun lagi-lagi, haruskah seperti itu? Kekecewaan ini adalah murni berasal dari hati. Memang bukan hati yang sempurna baiknya, namun hati ini lah yang mengharapkan perbaikan bersama hati-hati lainnya. 

Andai mereka tak begitu!
Ah, andai!
Lagi-lagi aku hanya bisa berandai
Mengandaikan sebuah pengandaian yang mungkin tak tercapai
Ah, namanya juga  andai
Wajar bila tak sampai
Hingga membuahkan luka dan kecewa~

Ungkapan hati seorang mahasiswa biasa
Jumat, 23 Desember 2016
Depok, Jawa Barat, Indonesia

2 comments:

  1. Gimana lah.. sudah mencoba mempositifkan diri. Ternyata malah ditampakkan semua hal yang membuat hati kecewa. Entah harus apa dan gimana. Kita bisa berbuat apa?

    ReplyDelete
  2. Ah kita mah penonton fit. Cuma bisa lihat dan teriakpun tak terdengar haha

    ReplyDelete